RENCANA
BIMBINGAN KLINIK
A.
Identitas
Mata Kuliah
Mata kuliah : Asuhan Kebidanan IV (Patologi
Kebidanan)
Kode
Mata kuliah : Bd.304/6 SKS
Pokok bahasan :
Persalinan dengan Penyulit Kala III
Sub pokok bahasan :
Manual Plasenta
Beban Studi : 5 SKS (T : 2, P :3 )
Tingkat/Semester
: II / IV
Waktu pertemuan :
20 menit
Pertemu ke : 4
Hari / tanggal :
Senin, 07 Desember 2015
Ruang : Ruang Laboratorium Kebidanan
Koordinator : Asrowiyah
Pembimbing : Firlia Nurul Annissa, Amd.Keb
Mahasiswa bimbingan : Ariel Tatum
B.
Tujuan
Pembelajaran
1.
Tujuan Umum
Setelah
mengikuti pembelajaran klinik ini peserta didik mampu memahami dan melakukan asuhan kebidanan pada
persalinan dengan penyulit kala III dengan tindakan manual plasenta secara
mandiri
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti proses pembelajaran klinik ini
peserta didik dapat :
a. Memahami pengertian
dari tindakan manual plasenta
b. Memahami tujuan dari manual
plasenta
c. Memahami persiapan alat
sebelum melakukan tindakan
d. Memahami langkah-lamgkah dari
tindakan manual plasenta
C. Metode
dan Teknik Bimbingan
Metode
bimbingan klinik yang akan digunakan adalah perseptorship Teknik bimbingan yang digunakan adalah preconference,
bedside teaching, pos confrence
D.
Deskripsi
Kasus
Ny. N, umur
25 th, P1 A0 mengeluh belum merasakan adanya tanda-tanda pelepasan plasenta, terjadi
perdarahan dari jalan lahir, bayi telah lahir lebih dari 30 menit, sudah
diberikan suntik 10 IU oxcytocin yang ke 2 dan sudah dipastikan bahwa janin
tunggal, tidak ada janin selanjutnya yang akan dilahirkan.
Mahasiswa Kebidanan Semester IV Stikes Karya
Husada Semarang akan melakukan asuhan kebidanan pada ibu dengan penyulit kala III,
dengan melakukan tindakan Manual Plasenta. Oleh karena itu
pembimbing memberikan bimbingan klinik dengan menggunakan metode yang akan
digunakan adalah preseptorship dan tekhnik Bedside teaching yang
dilengkapi dengan pre conference dan post conference.
E.
RINCIAN
KEGIATAN
No
|
Kompetensi
|
Jenis
Kegiatan
|
Waktu
|
Metode
|
Teknik
|
Hasil
yang diharapkan
|
1.
|
Peserta
didik mampu mengucapkan salam, memperkenalkan diri kepada pasien, memberikan
respon kepada pasien, percaya diri, memberikan rasa empati kepada klien
dengan baik
|
1. Pembimbing mengajari cara mengucapkan
salam pada pasien
2. Pembimbing mengajari cara memperkenalkan
diri kepada pasien
3. Pembimbingn mengajari cara merespon terhadap reaksi klien
4. Memberikan rasa empati pada klien
|
5
menit
|
Preseptorship
|
Pre confrence
|
1.
Mahasiswa mampu memberikan salam pada klien dengan sopan dan ramah
2.
Mahasiswa mampu memperkenalkan diri sebagai bidan dengan menyebut
nama sambil berjabat tangan/memberikan sentuhan kepada klien dengan ramah
3. Terlihat tenang dan
percaya diri saat merespon reaksi klien dengan tepat dan sopan
4. Memberikan kesempatan
kepada klien untuk menyampaikan keluhan dan segera memberikan tanggapan
dengan baik
|
2.
|
Peserta
didik mampu memahami pengertian, tujuan, persiapan alat, cara melakukan
tindakan manual plasenta
|
1.
Pembimbing
menjelaskan pengertian, tujuan, persiapan alat, cara melakukan tindakan manual
plasenta
|
10 menit
|
Preseptorship
|
Bed Side
Teaching
|
1.
Peserta mampu
menyebutkan memahami pengertian,
tujuan, persiapan alat, cara melakukan tindakan manual plasenta
|
3.
|
Peserta didik mampu
memahami dan mengapresiasikan cara melakukan tindakan manual plasenta setelah
mengikuti PBK
|
1. Pembimbing melakukan evaluasi kepada peserta didik
tentang tindakan manual plasenta
|
5
menit
|
Preseptorship
|
Post conference
|
1. Peserta didik mampu
memahami PBK yang disampaikan CI
2. Dokumentasi tindakan
·
Tindakan dan respon pasien
·
Nama bidan yang melakukan, waktu melakukan tindakan
·
Keadaan umum pasien
|
F. EVALUASI
a.
Prosedur :
Pre
confrence, Bedside teaching, dan Post conference
b.
Jenis Test : Skill
c.
Alat Test :
Checklist
d.
Bentuk : Observasi
G.
REFERENSI
Saefudin, AB.2006. Buku Acuan
Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal . Jakarta : Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Saefudin, AB.2010. Ilmu Kebidanan.
Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Waspodo,D dkk.2007.Asuhan
Persalinan Normal.Jakarta: JNPK-KR.
Hanifa, W. 2007. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
H.
LAMPIRAN
a.
Materi
b.
Checklist
Semarang,
07 Desember
2015
Pembimbing klinik/ CI
(Firlia
Nurul Annissa, Amd.Keb)
MATERI
MANUAL
PLASENTA
A.
Pengertian
Manual
plasenta adalah prosedur pelepasan plasenta dari tempat implantasinya pada
dinding uterus dan mengeluarkannya dari kavum uteri secara manual yaitu dengan
melakukan tindakan invasi dan manipulasi tangan penolong persalinan yang
dimasukkan langsung kedalam kavum uteri (Saefudin,2006).
Tindakan
ini dilakukan karena terjadi komplikasi pada kala III persalinan. Kala III
dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta, yang berlangsung
tidak lebih dari 30 menit. Pada umumnya ditunggu sampai 30 menit dalam lahirnya
plasenta secara spontan. Namun bila setelah 30 menit plasenta belum lepas
sehingga belum dapat dilahirkan, sebaiknya dikeluarkan dengan segera.
B.
Indikasi
Indikasi
dilakukannya manual plasenta yaitu antara lain :
- Retensio plasenta
Retensio
plasenta adalah belum lepasnya plasenta dengan melebihi waktu setengah jam.
Keadaan ini dapat diikuti perdarahan yang banyak, artinya hanya sebagian
plasenta yang telah lepas sehingga memerlukan tindakan plasenta manual dengan
segera. Bila retensio plasenta tidak diikuti perdarahan maka perlu diperhatikan
ada kemungkinan terjadi plasenta adhesive, plasenta akreta, plasenta inkreta,
plasenta perkreta. (Manuaba (2006:176).
Pengertian tersebut juga dikuatkan oleh
Winkjosastro (2006 : 656) yang
menyebutkan retensio plasenta adalah apabila plasenta belum lahir setengah jam
setelah janin lahir.
Jenis-jenis retensio
plasenta:
a)
Plasenta Adhesive : Implantasi yang kuat dari jonjot korion plasenta sehingga
menyebabkan kegagalan mekanisme separasi fisiologis
b)
Plasenta Akreta : Implantasi jonjot korion plasenta hingga memasuki sebagian
lapisan miometrium.
c)
Plasenta Inkreta : Implantasi jonjot korion plasenta yang menembus lapisan otot
hingga mencapai lapisan serosa dinding uterus.
d) Plasenta
Prekreta : Implantasi jonjot korion plasenta yang menembus lapisan serosa
dinding uterus hingga ke peritonium
e)
Plasenta Inkarserata : Tertahannya plasenta di dalam kavum uteri disebabkan
oleh konstriksi ostium uteri. (Sarwono, Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal, 2002:178).
C. Etiologi Retensio Plasenta
Penyebab
Retentio Plasenta menurut Sastrawinata (2006:174) adalah:
a.
Fungsional:
1)
His kurang kuat
(penyebab terpenting)
2)
Plasenta sukar
terlepas karena tempatnya (insersi di sudut tuba); bentuknya (plasenta
membranasea, plasenta anularis); dan ukurannya (plasenta yang sangat kecil).
Plasenta yang sukar lepas karena penyebab di atas disebut plasenta adhesive.
b.
Patologi –
anatomi:
1)
Plasenta akreta
2)
Plasenta
inkreta
3) Plasenta
perkreta
Sebab-sebabnya
plasenta belum lahir bisa oleh karena:
a)
Plasenta belum
lepas dari dinding uterus
b)
Plasenta sudah
lepas, akan tetapi belum dilahirkan
Menurut Manuaba
(2006:301) kejadian retensio plasenta berkaitan dengan:
a) Grandemultipara
dengan implantasi plasenta dalam bentuk plasenta adhesive, plasenta akreta,
plasenta inkreta, dan plasenta perkreta
b) Mengganggu
kontraksi otot rahim dan menimbulkan perdarahan
Retensio
plasenta tanpa perdarahan dapat diperkirakan:
a.
Darah penderita
terlalu banyak hilang
b.
Keseimbangan
baru berbentuk bekuan darah, sehingga perdarahan tidak terjadi
c.
Kemungkinan
implantasi plasenta terlalu dalam
D. Tanda Dan Gejala Retensio Plasenta
1.
Plasenta Akreta Parsial / Separasi
a.
Konsistensi uterus kenyal
b. TFU
setinggi pusat
c.
Bentuk uterus discoid
d.
Perdarahan sedang – banyak
e.
Tali pusat terjulur sebagian
f.
Ostium uteri terbuka
g.
Separasi plasenta lepas sebagian
h.
Syok sering
2.
Plasenta Inkarserata
a.
Konsistensi uterus keras
b. TFU
2 jari bawah pusat
c.
Bentuk uterus globular
d.
Perdarahan sedang
e.
Tali pusat terjulur
f.
Ostium uteri terbuka
g.
Separasi plasenta sudah lepas
h.
Syok jarang
3.
Plasenta Akreta
a.
Konsistensi uterus cukup
b. TFU
setinggi pusat
c.
Bentuk uterus discoid
d.
Perdarahan sedikit / tidak ada
e.
Tali pusat tidak terjulur
f.
Ostium uteri terbuka
g.
Separasi plasenta melekat seluruhnya
h.
Syok jarang sekali, kecuali akibat inversio oleh tarikan kuat pada tali pusat
2. Perdarahan
kala III
Sebagian
plasenta yang sudah lepas dapat menimbulkan perdarahan yang cukup banyak dan
harus diantisipasi dengan segera melakukan manual plasenta, meskipun kala uri
belum lewat setengah jam ( masih dalam waktu menunggu)
3. Tali pusat
putus pada pangkalnya
E.
Kontraindikasi
1. Plasenta
inkreta
Plasenta
inkarserata artinya plasenta telah lepas tetapi tertinggal dalam uterus karena
terjadi kontraksi di bagian bawah uterus atau uteri sehingga plasenta tertahan
di dalam uterus. (Manuaba (2006:176).
2. Plasenta
perkreta
Adalah
implantasi jonjot korion plasenta yang menembus lapisan otot hingga mencapai
lapisan serosa dinding uterus.
F. Komplikasi
1. Perdarahan
karena atonia uteri
Dalam hal
ini dilakukan beberapa saat kompresi bimanual rahim supaya kontraksi menjadi
baik
2. Perforasi uterus
Robekan
rahim bisa saja terjadi bila petugas kurang berhati-hati dalam melakukan
tindakan manual plasenta. Maka perlu diperhatikan agar petugas melakukan dengan
hati-hati dan perlahan-lahan.
3. Infeksi
Untuk
mencegah terjadinya infeksi perlu diperhatikan pencegahan infeksi pada sebelum
maupun selama melakukan tindakan agar suci hama/bakteri.
G. Persiapan
tindakan manual plasenta
- Persetujuan Tindakan Medik
Informed
consent merupakan perstujuan dari pasien dan keluarga terhadap tindakan medis yang akan dilakukan terhadap dirinya
oleh dokter/bidan. Persetujuan diberikan setelah pasien diberikan penjelasan
yang lengkap dan objektif tentang diagnosis penyakit, upaya penyembuhan, tujuan
dan pilihan tindakan yang akan dilakukan.
Plasenta manual
dengan segera dilakukan
:
a.
Terdapat
riwayat perdarahan postpartum berulang
b.
Terjadi
perdarahan postpartum berulang
c.
Pada
pertolongan persalinan dengan narkosa
d.
Plasenta belum
lahir setelah menunggu selama setengah jam
H. Pemantauan
pasca tindakan
- Periksa kembali tanda vital pasien, segera lakukan tindakan dan instruksi apabila masih diperlukan
- Tentukan tinggi fundus dan pastikan kontraksi tetap baik
- Teruskan infuse dan berikan transfuse darah bila pelu
- Catat atau buat laporan tindakan
- Tuliskan rencana pengobatan, tindakan yang masih diperlukan dan asuhan lanjut
- Beritahukan pada pasien dan keluarganya bahwa tindakan telah selesai tetapi pasien masih memerlukan pemantauan dan perawatan lanjut
- Lanjutkan pemantauan ibu hingga 2 jam pasca tindakan sebelum dipindah keruang rawat gabung
KONTRAK
BELAJAR
Nama Mahasiswa :
Ariel Tatum
NIM :
1202022
Pokok Bahasan :
Persalinan dengan penyulit Kala III
Sub
pokok bahasan : Manual Plasenta
Ruang :
Ruang Laboratorium Kebidanan
Pembimbing : Firlia Nurul Annissa, Amd.Keb
Hari / Tanggal :
Senin, 07 Desember 2015
TUJUAN
|
SUMBER
|
STRATEGI
PENCAPAIAN
|
OUTCOME
|
WAKTU
|
Setelah
mengikuti PBK diharapkan, saya mampu :
Memberikan Asuhan Kebidanan Patologi tentang
tindakan manual plasenta
|
1.
Hanifa, W. 2007. Ilmu Kebidanan. Jakarta:
Yayasan Bina Pustaka
2. Saefudin, AB.2006. Buku Acuan Nasional Pelayanan
Kesehatan Maternal dan Neonatal . Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.
3. Saefudin, AB.2010. Ilmu Kebidanan. Jakarta :
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
4. Waspodo,D
dkk.2007.Asuhan Persalinan Normal.Jakarta: JNPK-KR
|
1. Melakukan
studi pustaka
2. Pendekatan kepada mahasiswa
|
Saya
akan menunjukkan kemampuan mengelola
mahasiswa dengan cara memberikan Asuhan Kebidanan patologi tentang tindakan
manual plasenta sesuai prosedur
|
Asuhan kebidanan Patologi dilakukan selama 20 menit. Selama memberikan
pendidikan kesehatan saya :
1. Pembukaan (1 menit)
2. Memberikan materi tentang Asuhan Kebidanan patologi pada ibu dengan
tindakan manual plasenta (selama 15 menit) yang meliputi:
a. pengertian dari maual plasenta
b. tujuan dari tindakan manual plasenta
c. persiapan alat dan langkah-langkah dari tindakan manual plasenta
3. Mengadakan evaluasi Asuhan Kebidanan Patologi yang didampingi oleh
pembimbing (selama 3 menit)
4. Penutup (1 menit)
|
Menyetujui
:
Semarang,
07 Desember
2015
Pembimbing
Praktek Pembimbing Akademik Praktikan
(Firlia Nurul Annissa, Amd.Keb) ( ) ( )
CHECKLIST & FORMAT PENILAIAN
MANUAL PLASENTA
NO
|
BUTIR YANG DINILAI
|
NIM
|
||||||
A.
|
SIKAP DAN PERILAKU
|
|||||||
1.
|
Menyambut klien dengan sopan dan ramah
0 Tidak
dilakukan
1 Memberikan
salam tanpa memandang klien
2 Memberikan
salam dengan memandang klien
|
|||||||
2.
|
Memperkenalkan diri kepada klien
0 Tidak
dilakukan
1 Memperkenalkan
diri sebagai bidan tanpa menyebutkan nama
2 Memperkenalkan
diri sebagai bidan dengan menyebutkan nama sambil berjabat tangan/memberikan
sentuhan kepada klien dengan ramah
|
|||||||
3.
|
Merespon terhadap reaksi klien
0 Tidak merespon
acuh tak acuh
1 Merespon
reaksi klien tetapi tidak menanggapi dengan tepat, kurang sempurna
2 Merespon
reaksi klien dengan tepat dan sopan
|
|||||||
4.
|
Percaya diri
0 Teruji gugup,
tidak melakukan kontak mata dan suara kurang jelas
1 Terlihat
tergesa-gesa dan ragu-ragu, kurang percaya diri
2 Terlihat
tenang dan melakukan dengan percaya diri
|
|||||||
5.
|
Teruji memberikan rasa empati pada klien
0 Tidak
dilakukan
1 Memberi
kesempatan kepada klien untuk menyampaikan keluhan tetapi tidak merespon
dengan baik
2 Memberikan
kesempatan kepada klien untuk menyampaikan keluhan dan segera memberi
tanggapan dengan baik
|
|||||||
Total Score : 10
|
||||||||
B.
|
CONTENT
|
|||||||
6.
|
Memposisikan klien dengan posisilitotomi/dorsal
recumbent
0 Tidak
dikerjakan
2 Dilakukan
secara sempurna dengan cara memposisikan litotomi/dorsal recumbent
|
|||||||
7.
|
Menggunakan APD (celemek, topi, masker, alas kaki)
0 Tidak
digunakan
1 Digunakan
dengan tidak lengkap
2 Digunakan
dengan lengkap
|
|||||||
8.
|
Mencuci tangan
0 Tidak
dikerjakan
1 Dikerjakan
tidak dengan 7 langkah
2 dikerjakan
dengan 7 langkah
|
|||||||
9.
|
Menggunakan sarung tangan pendek DTT/ Steril pada ke
dua tangan
0 Tidak
menggunakan
1 Menggunakan
tanpa memperhatikan prinsip sterilitas
2 Menggunakan
dengan memperhatikan prinsip sterilitas
|
|||||||
10.
|
Memastikan kandung kemih kosong*
0 Tidak
dilakukan
2 Dilakukan
palpasi suprapubik
|
|||||||
11.
|
Melepas sarung tangan pendek sebelah kanan dan
menggunakan sarung tangan panjang DTT/Steril*
0 Tidak
dilakukan
2 Dilakukan
dengan memperhatikan prinsip sterilitas
|
|||||||
12.
|
Tangan kiri menegangkan tali pusat dengan klem,
sejajar dengan lantai
0 Tidak
dilakukan
2 Dilakukan
dengan sempurna
|
|||||||
B.
|
CONTENT
|
|||||||
13.
|
Tangan kanan masuk ke dalam vagina secara obstetrik*
0 Tidak
dikerjakan
2 Dilakukan
dengan sempurna
|
|||||||
14.
|
Tangan kanan masuk ke dalam vagina dengan menelusuri
sisi bawah tali pusat (Punggung tangan menghadap ke bawah)*
0 Tidak
dikerjakan
2 Dilakukan
dengan sempurna
|
|||||||
15.
|
Setelah mencapai serviks, minta asisten untuk
menegangkan klem tali pusat. Kemudian memindahkan tangan kiri untuk menahan
fundus uteri
0 Tidak
dikerjakan
2 Dilakukan
dengan sempurna (tangan kiri tetap berada di fundus)
|
|||||||
16.
|
Sambil menahan fundus uteri, memasukkan tangan ke
dalam kavum uteri sampai mencapai tempat impantasi plasenta
0 Tidak
dikerjakan
2 Dilakukan
dengan sempurna
|
|||||||
17.
|
Membentangkan tangan obstetri menjadi datar (ibu
jari merapat ke jari telunjuk dan jari lain saling merapat)
0 Tidak
dikerjakan
2 Dilakukan
dengan sempurna
|
|||||||
18.
|
Menentukan implantasi plasenta dan menemukan bagian
plasenta yang sudah lepas
0 Tidak
dikerjakan
2 Dilakukan
dengan sempurna
|
|||||||
19.
|
Memasukkan ujung jari di antara plasenta dan dinding
uterus
0 Tidak
dikerjakan
2 Dilakukan
dengan sempurna
|
|||||||
20.
|
Memperluas perlepasan plasenta dengan menggeser
tangan ke kanan dank e kiri (dengan sisi ulna) sambil digeserkan ke atas
(kranial ibu) sampai semua perlekatan plasenta terlepas dari dinding uterus
0 Tidak
dikerjakan
2 Dilakukan
dengan sempurna (posisi tangan kiri tetap berada di fundus)
|
|||||||
21.
|
Sementara tangan kanan masih berada di dalam kavum
uteri, lakukan ekslorasi untuk menilai tidak ada sisa plasenta yang
tertinggal
0 Tidak
dikerjakan
2 Dilakukan
dengan sempurna
|
|||||||
22.
|
Memindahkan tangan kiri dari fundus ke supra
simphysis (menahan segmen bawah rahim uterus)
0 Tidak
dikerjakan
2 Dilakukan
dengan meletakkan tangan kiri tepat di supra simphysis
|
|||||||
23.
|
Menginstruksikan asisten untuk menarik tali pusat
sambil tangan kanan membawa plasenta keluar (hindari terjadinya percikan
darah)
0 Tidak
dikerjakan
2 Dilakukan
dengan sempurna
|
|||||||
24.
|
Melakukan penekanan uterus ke arah dorso kranial
(dengan tangan kiri)
0 Tidak dikerjakan
2 Dilakukan
dengan sempurna
|
|||||||
25.
|
Menempatkan plasenta ke dalam wadah yang telah di
sediakan
0 Tidak
dikerjakan
1 Dilakukan
dengan tidak sempurna
2 Dilakukan
dengan sempurna
|
|||||||
B.
|
CONTENT
|
|||||||
26.
|
Membersihkan alat
0 Tidak
dilakukan
1 Dilakukan
secara tidak rapi atau masih ada yang tertinggal
2 Dilakukan
dengan sempurna
|
|||||||
27.
|
Merendam alat ke dalam larutan klorin 0.5%
0 Tidak
dilakukan
1 Dilakukan
dengan tidak sempurna
2 Dilakukan
dengan sempurna
|
|||||||
28.
|
Melakukan dekontaminasi celemek dengan larutan
klorin 0.5%
0 Tidak
dilakukan
1 Dilakukan
dengan tidak sempurna
2 Dilakukan
dengan sempurna
|
|||||||
29.
|
Mencuci sarung tangan kemudian melepasnya dalam
larutan klorin 0.5% secara terbalik serta merendamnya
0 Tidak
dilakukan
1 Dilakukan dengan
tidak sempurna
2 Dilakukan
dengan sempurna
|
|||||||
30.
|
Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir
0 Tidak
dikerjakan
1 Dikerjakan
tidak dengan 7 langkah
2 Dikerjakan
dengann 7 langkah
|
|||||||
31.
|
Melepas APD
0 Tidak
dikerjakan
1 Dilakukan
dengan tidak sempurna
2 Dilakukan
dengan sempurna
|
|||||||
32.
|
Memberitahukan hasil tindakan kepada klien
0 Tidak
dilakukan
1 Dilakukan
dengan tidak sempurna
2 Dilakukan
dengan sempurna
|
|||||||
Total Score : 54
|
||||||||
C.
|
TEKNIK
|
|||||||
33.
|
Teruji melakukan secara sistematis
0 Tidak
dilakukan
1 Melakukan
sebagian tindakan dan tidak berurutan
2 Melakukan
tindakan secara berurutan
|
|||||||
34.
|
Teruji menerapkan tekhnik pencegahan infeksi
0 Tidak
dilakukan
1 Menerapkan
tekhnik pencegahan infeksi kurang tepat
2 Menerapkan tekhnik
pencegahan infeksi dengan tepat
|
|||||||
35.
|
Teruji melaksanakan komunikasi selama tindakan
0 Tidak
dilakukan
1 Melaksanakan
komunikasi tetapi dengan bahasa yang tidak mudah dimengerti oleh klien
2 Melaksanakan
komunikasi dengan bahasa yang mudah dimengerti oleh klien
|
|||||||
36.
|
Menjaga privasi klien
0 Tidak
dilakukan
1 Menjaga
privasi dengan ucapan atau memperagakan menutup pintu/sampiran saja
2 Menjaga
privasi dengan ucapan dan memperagakan menutup pintu/sampiran
|
|||||||
37.
|
Teruji mendokumentasikan hasil tindakan dengan baik
0 Tidak
dilakukan
1 Mendokumentasikan
hasil tindakan tetapi tidak lengkap
2 Mendokumentasikan
seluruh hasil tindakan dengan tanggal, jam, nama, dan tanda tangan pelaksana
|
|||||||
Total Score : 10
|
||||||||
Total Score Seluruhnya : 74
|
||||||||
NILAI AKHIR
|
TOTAL SCORE = 74
NILAI AKHIR = Σscore x 100 NAMA PENGUJI : ………
74
CHECKLIST PENILAIAN
PRE
CONFERENCE
MAHASISWA
Nama
mahasiswa :
Ariel Tatum
NIM :
202022
Nama
pembimbing : Firlia Nurul Annissa, A.md.Keb
No
|
KEGIATAN
|
YA
|
TIDAK
|
||
1
|
Pembimbing
menjelaskan kepada peserta didik tentang pengertian manual plasenta
|
||||
2
|
Pembimbing
menjelaskan kepada peserta didik tentang tujuan manual plasenta
|
||||
3
|
Pembimbing
menjelaskan kepada peserta didik tentang persiapan dan alat-alat tindakan manual plasenta
|
||||
4
|
Pembimbing
menjelaskan kepada peserta didik tentang langkah-langkah tindakan manual plasenta
|
||||
Nilai
= Jumlah item yang
dilakukan x 100
Total item
|
|||||
Keterangan: Isilah dengan tanda ( v ) bila dilakukan
Isilah dengan tanda
(x) bila tidak dilakukan
Ya
= dilakukan dengan benar
Tidak =
tidak dilakukan
CHECKLIST PENILAIAN
POST
CONFERENCE MAHASISWA
NO
|
KEGIATAN
|
YA
|
TIDAK
|
1
|
Mahasiswa
aktif secara mandiri
|
||
2
|
Mahasiswa
mampu menjelaskan pengertian
dari manual plasenta
|
||
3
|
Mahasiswa
mampu menjelaskan tujuan dari tindakan manual plasenta
|
||
4
|
Mahasiswa
mampu memahami persiapan alat sebelum melakukan tindakan
manual plasenta
|
||
5
|
Mahasiswa
mampu melakukan tindakan secara
mandiri
|
Keterangan: Isilah dengan tanda
(v) bila dilakukan
Isilah dengan tanda
(x) bila tidak dilakukan
Ya =
dilakukan dengan benar
Tidak =
tidak dilakukan
CHECKLIST PRE CONFERENCE
CI /
PEMBIMBING KLINIK
NO
|
KEGIATAN
|
YA
|
TIDAK
|
1
|
Pembimbing menjelaskan kepada peserta didik tentang pengertian dari manual plasenta
|
||
2
|
Pembimbing menjelaskan kepada peserta didik tentang tujuan dari tindakan manual plasenta
|
||
3
|
Pembimbing menjelaskan kepada peserta didik tentang persiapan alat dari tindakan manual plasenta
|
||
4
|
Pembimbing menjelaskan kepada peserta didik tentang langkah-langkah melakukan manual plasenta
|
Keterangan: Isilah dengan tanda
(v) bila dilakukan
Isilah dengan tanda
(x) bila tidak dilakukan
Ya
=
dilakukan dengan benar
Tidak = tidak dilakukan
CHECKLIST POST CONFERENCE
CI /
PEMBIMBING KLINIK
NO
|
KEGIATAN
|
YA
|
TIDAK
|
1
|
CI menanyakan
kepada peserta didik tentang pengertian
manual plasenta
|
||
2
|
CI menanyakan
pada peserta didik tentang tujuan
manual plasenta
|
||
3
|
CI menanyakan
pada peserta didik tentang persiapan
alat pada tindakan manual plasenta
|
||
4
|
CI menanyakan
pada peserta didik tentang langkah-langkah
tindakan manual plasenta
|
||
5
|
CI menanyakan perasaan mahasiswa setelah melakukan
tindakan manual plasenta tersebut
|
||
6
|
CI menanyakan hambatan yang dialami mahasiswa pada
saat melakukan tindakan manual plasenta
|
Keterangan: Isilah dengan tanda
(v) bila dilakukan
Isilah dengan tanda
(x) bila tidak dilakukan
Ya =
dilakukan dengan benar
Tidak = tidak dilakukan
SATUAN ACARA PEMBELAJARAN
Judul :
Manual Plasenta
Pokok bahasan :
Persalinan dengan Penyulit Kala III
Hari/Tanggal : Senin, 07
Desember 2015 Jam : 10.00 WIB
Tempat :
Laboratorium Kebidanan
A.
TUJUAN
1.
TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TIU)
Mahasiswa memiliki kemampuan dan
keterampilan dalam memberikan
asuhan kebidanan patologis, sehingga mahasiswa mampu mempraktikkan perasat manual
plasenta yang didasari konsep, pengetahuan dan keterampilan yang profesional
2.
TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS (TIK)
Setelah diberikan pembelajaran
klinik :
a) Mahasiswa memiliki kemampuan dan
keterampilan dalam mempraktikkan
perasat manual plasenta
b) Mampu melakukan persiapan manual plasenta yaitu persiapan alat
dengan baik dan benar secara mandiri
c) Mempraktikkan perasat manual plasenta
sesuai dengan prosedur
secara teliti dan aman
B. MATERI
Terlampir
C.
KEGIATAN PEMBELAJARAN
No
|
Tahap
|
waktu
|
Kegiatan penyaji
|
Kegiatan audience
|
Media
|
1.
|
Pembukaan
|
5 menit
|
1.
Mengucapkan salam
2.
Memperkenalkan diri
3.
Menjelaskan
maksud dan tujuan dari
tindakan manual plasenta pada ibu dengan penyulit persalinan kala III
|
Memperhatikan mendengarkan dan
menjawab pertanyaan
|
ceramah
|
2.
|
pelaksanaan
|
15 menit
|
1. Menjelaskan tentang pengertian manual
plasenta
2. Menjelaskan tujuan
dilakukan tindakan manual plasenta
3. Melakukan
tindakan manual plasenta sesuai dengan prosedur
|
Memperhatikan dan mendengarkan penjelasan dari pembicara
|
Ceramah,
Phantome
|
3.
|
Penutup
|
10 menit
|
1.
Mengevaluasi tindakan
2.
Mengobservasi klien
|
Phantome
|
D.
MEDIA DAN ALAT
1. Materi SAP
- Phantom
- Set alat
- Cheklist
E.
METODE
Preseptorship Tekhnik Bed Side
Teaching
F.
EVALUASI
1.
Standar persiapan : memakai alat bantu berupa phantom
dan checklist saat memberikan
pembelajaran klinik kepada siswa didik, materi tentang persalinan dengan penyulit kala III yaitu manual
plasenta sudah disiapkan sebelumnya
2.
Standar proses : dalam proses pelaksanaan penyaji mampu memaparkan materi dan mengapresiasikan keterampilan kepada siswa didik dengan
jelas dengan menggunakan bahasa dan
cara yang
mudah dimengerti oleh siswa didik
G.
PUSTAKA
Saefudin,
AB.2010. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.
Waspodo,D
dkk.2007.Asuhan Persalinan Normal.Jakarta: JNPK-KR.
Hanifa, W. 2007. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
LAMPIRAN
Materi